|
Logo Migros Klubschule/
http://www.frauenfelderwoche.ch
|
Adakah dari kalian
yang lagi cari-cari info atau tertarik banget pengen belajar bahasa
Jerman? Belajar Bahasa Jerman itu gampang apa susah sih? Di mana
tempat-tempat yang worth it dan bisa kita temui yang menyediakan
pelatihan bahasa Jerman? Nah, di tulisan kali ini saya akan sharing
pengalaman saya tentang belajar bahasa yang sama sekali baru buat
saya, Bahasa Jerman.
Kenapa saya perlu
belajar Bahasa Jerman? Sekedar informasi, saat saya menginjakkan kaki
di Swiss, mau enggak mau saya harus mengakrabkan diri dengan salah
satu bahasa dari empat bahasa resmi yang digunakan di negara yang
terkenal sama Cokelat dan Keju ini. Adapun empat bahasa yang dipakai
di sini adalah Bahasa Jerman (bahkan orang sini bahasanya udah dialek
Swiss-Jerman), Prancis, Italia, dan Reto-Romanis. Nah kebetulan, saya
tinggalnya di Kanton Thurgau, Kota Steckborn, di mana di wilayah ini
mereka menggunakan Bahasa Jerman dalam kesehariannya. Ya udah, mau
enggak mau, berbekal pengalaman yang 0 besar enggak ngerti bahasa
Jerman, saya harus belajar. Biar nantinya saya mendapatkan pekerjaan
yang layak di sini, dan bisa dengan mudah berkomunikasi dengan
teman-teman, kolega dan keluarga di sini.
Awal Belajar
Bahasa Jerman
Sebelum mengenal Migros Klubschule, saya belajar Bahasa Jerman hanya
melalui Aplikasi yang saya temukan di Internet (via laptop) dan via
Google Playstore (via Android), bernama
Duolingo. Di situ,
saya benar-benar bisa belajar banget dari nol, apa saja dasar-dasar
yang penting untuk diketahui dalam mengenal bahasa Jerman. Saya
saranin banget buat teman-teman yang pengen belajar bahasa asing, in
case Jerman, buat coba download dan coba aplikasi ini. Di Duolingo
saya juga belajar kata-kata dan kosakata baru. Sebagai informasi,
bahasa Jerman itu beda banget sama bahasa Inggris apalagi bahasa
Indonesia yang simple. Selain mengenal tenses waktu (past, present,
future), aneka ragam benda (noun) dalam Bahasa Jerman juga memiliki
“jenis kelamin” yakni Der untuk kategori maskulin, Die untuk
kategori Feminin, dan Das untuk Kategori Netral, serta satu lagi Die
untuk plural.
Lalu cara mengetahui itu benda termasuk maskulin, feminin, netral dan
plural bagaimana? Ya belajar, ya dihafal, enggak ada standar baku
untuk mengetahui benda itu berjenis kelamin apa. Misalnya saja
Susu,
dalam bahasa Jerman untuk nominative adalah
Der Milch, lalu
Minyak, Bahasa Jerman merupakan kategori netral
Das Öl, dan Bunga termasuk
kategori feminin Die
Blume. Selain masalah
“jenis kelamin” itu, masih ada lagi aturan baku tentang
Nominative, Akkusative, Dative dan Genetive. Tapi tenang aja, itu
semua enggak akan saya bahas di sini, karena teman-teman bisa
dapatkan di tempat kursus atau belajar otodidak di internet.
Sekitar bulan November 2017 lalu, saya semakin terpacu untuk belajar
bahasa Jerman saat imigrasi Jerman memanggil saya untuk interview.
Mereka mengatakan, basis saya yang pernah bekerja sebagai jurnalis
serta lulusan perguruan tinggi akan membuka kesempatan saya untuk
mendapatkan pekerjaan lebih baik di sini, asalkan hal itu ditunjang
dengan kemampuan berbahasa saya. Mereka awalnya menyarankan saya
untuk mencari tempat kursus Bahasa Jerman dengan membawa Ijazah dari
Kampus saya, berharap mereka setidaknya (mungkin) mau membiayai
kursus saya. Akhirnya, dengan ditemani ayah mertua saya, kami
berangkat menuju RAV (Regional Arbeitsvermitlungenzentrum) tempat
yang disarankan oleh imigrasi. Mereka mengatakan, biasanya RAV mau
membiayai kalau memang saya termotivasi untuk belajar.
Tapi apa daya, saat itu usaha saya sia-sia. RAV menolak untuk
membiayai saya, karena saya termasuk golongan “Auslander” alias
pendatang, yang datang ke Swiss karena pernikahan, dan bukan berasal
dari kawasan Uni Eropa. Hal tersebut membuat saya tidak memiliki
alasan kuat untuk mendapatkan pendidikan gratis yang dibiayai oleh
RAV. Namun, mereka mengeluarkan persyaratan lain. Saya bisa
mendapatkan biaya dari RAV jika saya telah lulus kursus dengan level
(Niveau) minimal A2 dengan bukti berupa ijazah (Bescheinigung) yang
saya dapatkan dari tempat kursus. Alhasil, mau tidak mau, saya harus
kursus dengan biaya sendiri.
Alasan Memilih
Migros Klubschule Frauenfeld
Sepulangnya dari RAV, saya berdiskusi dengan suami saya untuk mulai
mencari-cari tempat kursus bahasa Jerman yang murah, tapi saya bisa
belajar intensif dengan ditunjang buku-buku dan belajar dari
internet. Awalnya kami mendengar ada orang yang membuka kursus Bahasa
Jerman di Steckborn dengan biaya yang cukup murah sekitar 600 CHF (1
CHF sekitar Rp 14.500) per Niveau. Lalu kami mendatangi tempat kursus
tersebut. Di sana saya menjalani proses interview untuk ditentukan di
Niveau mana saya bisa belajar, karena suami saya mengatakan
sebelumnya melalui surat kepada si pengajar, kalau saya juga telah
belajar otodidak di internet.
Usai proses interview berlangsung, saya berharap banget saya bisa
berharap bisa diterima di tempat kursus itu, karena saya mengincar
biaya yang lumayan murah. Namun sayang, si pengajar justru
menganjurkan saya untuk intensif belajar di Klubschule, karena dia
melihat saya masih muda dan dapat belajar lebih cepat. “Saya takut
kalau dia justru akan melambat jika belajar di sini. Dia masih muda.
Kalau belajar intensif, saya yakin, tiga bulan saja dia sudah lancar
Bahasa Jerman,” begitu kira-kira yang saya tangkap dari omongan si
pengajar tersebut.
Akhirnya, Migros Klubschule jadi pilihan terakhir kami. Awalnya saya
tidak tahu berapa budget yang harus kami keluarkan untuk sekolah di
Migros Klubschule. Suami saya pun merahasiakannya. Bagi dia, yang
terpenting adalah saya tidak merasa bosan di rumah, dan saya bisa
cepat berintegrasi dengan lingkungan tempat tinggal di sini,
memperoleh pekerjaan, dan teman-teman baru di Swiss. Suami saya pun
mendaftarkan saya di Migros Klubschule Frauenfeld, karena tempat
kursus ini yang jaraknya paling dekat dari rumah dan bisa ditempuh
dengan Bis selama 30 menit.
|
Lokasi Migros Klubschule di Frauenfeld/ sumber:
|
Proses Belajar di
Migros Klubschule Frauenfeld
Pada tanggal 8 Januari 2017, saya pertama kali memulai pendidikan di
Migros Klubschule Frauenfeld. Saat itu saya sudah terlambat seminggu
masuk dibandingkan teman-teman yang lain. Saya memasuki kelas Niveau
A1.1 untuk uji coba gratis. Jika tidak cocok, saya bisa membatalkan
untuk mengikuti kursus di sini. Pertama masuk saya diminta untuk
memperkenalkan diri dalam Bahasa Jerman di hadapan teman-teman
sekelas. Ini yang bikin saya ketawa, karena awalnya saya takut akan
jadi orang yang paling bodoh di kelas.
“Halo Zusammen, Ich heisse Destrianita Kusumastuti. Meine spitzname
ist Tita. Ich bin achtundzwanzig (28) jahre alt. Ich komme aus
Indonesien. Ich bin seit 4 monaten in der Schweiz. Ich bin
verheiratet. Ich lebe in Steckborn. Meine Hobbys sind schreiben,
kochen und music horen. Ich spreche Indonesisch, Englisch und jetzt
lerne ich Deutsch. Ich war Jurnalistin von beruf,” itu yang saya
ucapkan pada saat
vorsteilungen atau perkenalan saat itu.
Tak disangka mereka malah melongoh, karena mereka mengira saya sudah
cukup lancar berbahasa Jerman. Hahahaa padahal 0 besar. Tapi pada
saat proses pembelajaran berlangsung, saya cukup kaget juga karena
ada dari kami yang justru menulis pun tidak bisa (merupakan imigran
dari Erethrea), membaca pun masih kesusahan, dan sulit sekali
memahami penggunaan
sein seperti bin, bist, ist, seid, sind,
dan sebagainya.
Proses belajar berlangsung selama 3,5 jam dari pukul 08.30 sampai
12.00. Saat pelajaran usai, saya masih ingat saat itu guru saya,
Doreen, menghampiri saya dan bertanya apakah saya baik-baik saja di
kelas tersebut, karena dia melihat saya paling aktif di kelas, atau
mungkin saya pindah ke kelas lainnya. Saya mengatakan, saya cocok di
kelas tersebut. Akhirnya ia meminta saya untuk menandatangani
persetujuan untuk mengikuti Migros Klubschule, dan saya mendapatkan
buku Schritte Plus 1 untuk Niveau A1.1.
Alangkah kagetnya saya ketika sampai di rumah, suami saya sedang
membuka internet dan menerima email dari Migros Klubschule untuk
permintaan pembayaran atas kursus saya. Angka 1.525,60 CHF untuk
Niveau A1.1!! Oh My God, buat saya ini mahal banget banget kalau
dibandingin sama kurs Rupiah. Buat saya Rp 22 juta lebih untuk biaya
kursus selama 1 bulan 3 minggu. Belum lagi dia bilang katanya paling
tidak saya harus kursus sampai A2.2, yang berarti suami saya harus
mengeluarkan biaya total hampir Rp 100 juta (ongkos naik bis, ongkos
jajan, biaya kursus saya). Dan ya, saya benar-benar menjalani kursus
itu sampai sekarang saya benar-benar lulus Niveau A2.2.
Sudah banyak sekali biaya yang suami saya keluarkan untuk biaya saya
di sini, yang semakin membuat saya kadang kalau sendiri merasa
guilty. Rasanya pengen banget cepet bisa kerja, apapun itu agar bisa
membalas budi baiknya.
Lingkungan dan
Teman-teman di Migros Klubschule Frauenfeld
Masuk di tempat kursus Bahasa Jerman buat saya seperti memasuki
tempat di mana saya menemukan teman senasib yang sama-sama belajar
dari nol Bahasa Jerman. Di sana saya bertemu dengan banyak sekali
teman-teman dari berbagai lintas negara dan usia. Dari mereka pun ada
yang sampai sekarang menjadi teman baik saya. Seperti misalnya
Rajmonda Gapi dari Kosovo, Ivonna Pankowska dari Polandia, Rajmonda
Ndrekaj dari Albania, Nicholas dari Brazil, Genevieve dari Afrika
Selatan, Francesco dari Italia, Mariana dan Bruno dari Portugal, dan
masih banyak lagi.
|
Teman-teman di Migros Klubschule/Destrianita doc.pribadi |
Di sepanjang mengikuti kursus dari Niveau A1.1, A1.2, A2.1, dan A2.2,
saya mendapatkan guru yang berbeda-beda. Tapi buat saya yang paling
membekas metode pengajarannya ada 3 guru, yakni Reto Drager, Hrvoje
Zerjavic dan Lidya Conzett, yang mengajar saya di Niveau A1.1 dan
Niveau A1.2. Untuk guru di Niveau A2.1 dan A2.2, Beatriz Perez Lopez,
jujur saya kurang sreg, karena dia sering marah-marah sendiri di
kelas, dan mengharuskan kami setiap harinya mengerjakan PR. Bukannya
saya punya masalah dengan PR, namun dengan watak strengnya itu,
membuat kami mengerjakan PR hanya karena rasa takut, dan bukan karena
kami enjoy dengan apa yang ia ajarkan.
Nah, buat teman-teman yang mungkin tertarik untuk belajar Bahasa
Jerman di Migros Klubschule, di Swiss banyak banget cabangnya. Kalau
pengen belajar gratis, coba-coba saja mendaftar Au Pair M
ädchen
di Swiss. Di sini saya banyak mendengar kalau banyak remaja perempuan
yang tinggal bersama keluarga di Swiss yang bertugas untuk membantu
si orang tua dalam mengasuh anak kecilnya (berperan sebagai baby
sitter), tapi sebagai imbalannya, ia disekolahkan gratis di Migros
Klubschule.
Akhir kata, saya pengen bilang, memang bahasa Indonesia itu penting,
karena itu merupakan bahasa nasional kita. Namun penting juga bila
kita bisa menguasai bahasa asing. Karena di tengah kemajuan global
mau tak mau kalau tidak ingin kalah bersaing dengan bahasa asing,
kalau otak udah pinter, harus dibarengi juga dengan kemampuan bahasa
asing. Jangan merasa kalau orang mendalami bahasa asing dibilang
‘sok’. Open your mind, buka wawasan agar kita tidak tertinggal
dengan bangsa lain, baik dalam hal budaya, akademis dan teknologi.
*buat
yang pengen tahu di mana saja lokasi Migros Klubschule, bisa search
di internet yaa. Khusus
Migros Klubschule Frauenfeld, kalian bisa datang ke alamat:
Klubschule
Migros Frauenfeld
Bahnhofplatz 70-72
8500 Frauenfeld
Kalau mau sharing atau tanya-tanya tentang tata cara kursus bahasa
asing khususnya Bahasa Jerman di Swiss, bisa langsung komen, atau
kirim email ke
destrianita.kusumastuti@gmail.com
Info lebih lanjut tentang Migros Klubschule Frauenfeld bisa buka
langsung laman ini ya: