Wednesday, April 29, 2015

Saya dan kehidupanku.



Jika saya diminta untuk menceritakan bagaimana saya sekarang, saya merasa kehidupan saya biasa saja, sama layaknya seperti wanita-wanita berusia 25 tahun yang sedang merintis karier di kota besar Jakarta ini. Tapi ketika kehidupan saya di Jakarta ini saya ceritakan kepada orang lain, terutama kepada keluarga saya, mereka akan memulai berkomentar dengan kata, Wow!

Saya adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Lahir di kota kecil Wonogiri yang sangat kental dengan budaya Jawa, sejak kecil saya sudah akrab dengan nilai-nilai budaya yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa, halus, sopan, dan sabar. Bukan suatu kutukan, tapi entah mengapa, sikap ini yang selalu saya bawa dan saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari.

Pada awalnya setelah kuliah saya memutuskan untuk bekerja di media, terkait dengan cita-cita saya untuk bekerja di bidang Jurnalistik. Namun keinginan itu terpaksa harus saya tunda selama setahun karena nasib menentukan lain, saya harus bekerja sebagai pegawai bank, suatu posisi yang sangat dibanggakan oleh orang tua saya kepada teman-teman mereka. Keinginan saya untuk menyusul rekan-rekan saya di Jakarta untuk bekerja di media membuat saya tidak memperpanjang kontrak kerja saya di Bank. Meski berat hati, orang tua saya akhirnya melepaskan saya untuk memilih jalan hidup yang saya inginkan.

Saya bahagia sekali memiliki ibu dan ayah yang sangat sayang kepada anak-anaknya. Saya masih ingat ketika saya masih di Wonogiri dulu, pagi-pagi betul ayah saya sudah mengeluarkan 6 motor dari garasi, menatanya secara berjejer, dan mengelapinya satu persatu. Ayah tidak pernah mengungkapkan secara langsung, ayah menyayangimu nak! Tidak, tidak pernah. Ayah saya orang yang tidak banyak bicara. Namun melalui tindakan keseharian yang ia lakukan, saya tahu, ayah sangat menyayangi keluarganya.

Apalagi ibu. Jika anda bertanya kepada saya, siapa perempuan paling tangguh di dunia ini, saya akan jawab ibu saya. Ibu saya adalah paket lengkap dimana ia bisa menjadi ibu, sekaligus kakak, sahabat,orang yang selalu berusaha mengerti anak-anaknya.
Setelah saya di Jakarta, saya tinggalkan semua apa yang saya punya di kampung. Buat saya ketika saya di Jakarta, ini adalah awal baru kehidupan saya, dan saya harus berhasil survive dan membuat orang tua saya bangga, atas janji yang saya berikan kepada mereka, ingin menjadi wartawan yang pintar, sukses dan mampu membuat tulisan yang dapat menginspirasi banyak orang.

Saya sendiri tinggal di Mampang. Sedangkan kantor tempat saya bekerja berada di pantai Indah kapuk. Tapi itu saya jalani karena saya percaya, tidak ada hasil yang menghianati usaha, karena itu prinsip saya seperti yang tertulis di tangan kanan penyanyi rapper Iggy Azalea, Trust Your Struggle.

Kehidupan di Jakarta begitu keras, dulu sebelum saya menginjakkan kaki di Jakarta, yang saya tahu, Jakarta itu seperti wilayah Soedirman – Thamrin. Tapi setelah hampir setahun saya tinggal di di sini, saya menjadi tahu, Jakarta itu ada kali angke, ada pademangan, ada bantaran kali ciliwung, di mana semua tempat ini member saya pelajaran untuk tetap tegar ketika saya mendapat masalah. Membuat saya menyadari, dan bersyukur. Meski orang tua saya jauh, meski saya harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri, masak sendiri, mencuci baju sendiri, tapi saya bersyukur. Jakarta masih mau menerima saya dan memberikan saya pendidikan mental yang kian menempa saya untuk terus tumbuh dalam proses pendewasaan.

Saya selalu berharap, kelak, dengan semangat yang sama ketika saya berumur 22 tahun untuk mengejar mimpi, saya dapat mejadi orang yang mampu menginspirasi orang lain melalui tulisan-tulisan saya. Itu cita-cita saya.

Seputar Kawin Campur - Mohon Untuk Tidak Mengirim Email

  Pesan ini benar-benar ingin sekali saya sampaikan kepada para pembaca blog, terutama untuk yang sedang dalam proses mengurus dokumen perni...