Tuesday, July 31, 2018

Berkebun di Swiss: Menanam Tomat dengan Teknik Stek Batang

Pohon Tomat Cherry/Destrianita. Dok.Pribadi

Musim tanam (semi dan panas) telah tiba di Swiss sejak Maret lalu. Musim ini jadi momentum paling menyenangkan khususnya buat warga yang tinggal di Swiss yang hobi berkebun, untuk kembali mengolah pekarangannya. Banyak toko-toko seperti Migros, Coop, Landi, Obi dan Jumbo yang mulai memajang bibit sayuran di etalasenya. Namun ada juga warga yang lebih memilih untuk membeli benihnya untuk ditanam sendiri.

Saya, hampir setahun tinggal di Swiss. Berkebun di lahan pekarangan rumah merupakan pengalaman seru buat saya, karena sebelumnya saya tinggal di kosan di wilayah Jakarta Selatan, yang pekarangan sempit pun susah untuk dijumpai. Tak ketinggalan, saya mulai berburu beragam jenis bibit tanaman sayuran, salah satunya yang ingin saya bahas di sini adalah tomat.

Dalam menanam pohon tomat, awalnya saya memilih dua alternatif, yakni pertama, menanam melalui biji yang saya kumpulkan saat saya memasak tomat di dapur, yang kedua, membeli bibit pohon tomat dari berbagai varietas. Keduanya tidak menjadi masalah, karena dua jenis tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik jika mendapatkan sinar matahari dan air yang cukup. Hanya saja, untuk menanam teknik biji, proses persemaian harus sudah dilakukan sejak akhir musim dingin yakni sekitar Januari-Februari di dalam rumah/winter garden. Adapun untuk bibit pohon tomat, saya membelinya sekitar Maret, sehingga hanya tinggal memindah tanam di pekarangan rumah.


Kenapa Harus Stek Batang?

Pohon tomat saya mulai berbuah sekitar bulan April. Seiring dengan pertumbuhannya yang cepat, pohon jadi lebih mudah ambruk karena tiupan angin dan guyuran air hujan. Karena itu perlu adanya penyangga dari bambu. Untuk mengurangi beban dari pohon tomat, salah satu teknik yang saya pakai adalah menyeteknya, atau memotong cabang tomat yang tumbuh di sela-sela ketiak daun. Cara ini sekaligus saya pakai untuk mengembang biakkan tanaman tomat menjadi semi bonsai, dengan pohon kecil namun sudah menghasilkan buah. Adapun teknik stek batang ini bisa diterapkan ke berbagai jenis varietas tomat. 

Cara Stek Batang Tomat

1. Siapkan botol plastik air kemasan, isi air biasa dari sumur atau pam (bebas).

2. Potong batang yang tumbuh di ketiak (antara daun dan batang) pohon tomat. Pilih batang yang besar, kokoh, dan sudah muncul bakal bunganya (agar cepat berbuah saat pohon masih kecil). Hal ini dilakukan agar saat nanti batang ini berdiri sendiri sebagai pohon baru, dapat tumbuh dengan kuat. Tips dari saya, pilih batang yang bagian bawahnya tampak terlihat bintil-bintil, karena nantinya dari bintil-bintil ini akan keluar akar. 


Batang pohon tomat yang akan distek/Destrianita. Dok.pribadi



3. Dari batang tersebut, potong bagian ujungnya secara memiring. Hal ini dilakukan agar batang pohon tomat dapat menyerap lebih banyak air.

4. Masukkan batang pohon tomat tersebut ke dalam air kemasan, letakkan “pohon tomat air” tersebut di tempat yang teduh. Saya memilih untuk menyimpannya di dalam rumah terlebih dahulu selama tiga hari untuk menghindari panasnya sinar matahari. Bila batang tomat dirasa sudah bisa beradaptasi hidup dengan air, stek tersebut bisa diletakkan di luar, dengan syarat harus teduh.

5. Kontrol tiap hari airnya, isi tiap hari untuk mempercepat pertumbuhan akar. Kurang lebih dua minggu, akar akan tumbuh, dan pohon tomat baru siap untuk dipindah tanam.


Cara Menanam Stek Pohon Tomat

Setelah kurang lebih dua minggu penyetekkan, bagian bawah batang pohon tomat sudah ditumbuhi akar. Hal ini menandakan pohon tersebut dapat dipindah tanam ke media tanam baru, baik di pot, atau di tanah. Saya sendiri berinisiatif untuk mempersiapkan pohon tomat saya sebagai cadangan di musim dingin nanti, karena itu batang pohon tomat yang saya stek, saya tanam di pot. 

  
Hasil penyetekan, akar dari pohon Tomat sudah tumbuh setelah dua minggu direndam dalam air/Destrianita. Dok.Pribadi


Nah, berikut cara penanaman dan bahan-bahan yang dibutuhkan:

1. Siapkan pot, tanah, dan air secukupnya.

2. Tarik batang pohon tomat dari botol perlahan agar akarnya tidak tergores, lalu pindahkan ke pot.

3. Beri tanah hingga akar yang keluar dari batang pohon tomat tersebut tertutup seluruhnya.

4. Siram pohon tomat tersebut dengan air lebih banyak, karena pohon baru tersebut masih beradaptasi di media tanam yang baru.

5. Letakkan tanaman di tempat yang teduh (saya di dalam rumah) selama tiga hari, dan pastikan tanah dari pohon tomat tersebut tetap basah. Jika pohon tomat dirasa sudah kuat, bisa diletakkan di luar agar terkena sinar matahari dan berkembang seperti layaknya pohon biasa.

Berikut saya sisipkan video saat saya memindah tanam stek pohon tomat ke dalam pot:

 
Video Step by step penanaman stek pohon tomat/Destrianita. Dok.Pribadi 



Hasil pindah tanam stek batang pohon tomat Cherry/Destrianita. Dok.Pribadi






Friday, July 20, 2018

Belajar Bahasa Jerman di Migros Klubschule


Logo Migros Klubschule/
http://www.frauenfelderwoche.ch


Adakah dari kalian yang lagi cari-cari info atau tertarik banget pengen belajar bahasa Jerman? Belajar Bahasa Jerman itu gampang apa susah sih? Di mana tempat-tempat yang worth it dan bisa kita temui yang menyediakan pelatihan bahasa Jerman? Nah, di tulisan kali ini saya akan sharing pengalaman saya tentang belajar bahasa yang sama sekali baru buat saya, Bahasa Jerman.

Kenapa saya perlu belajar Bahasa Jerman? Sekedar informasi, saat saya menginjakkan kaki di Swiss, mau enggak mau saya harus mengakrabkan diri dengan salah satu bahasa dari empat bahasa resmi yang digunakan di negara yang terkenal sama Cokelat dan Keju ini. Adapun empat bahasa yang dipakai di sini adalah Bahasa Jerman (bahkan orang sini bahasanya udah dialek Swiss-Jerman), Prancis, Italia, dan Reto-Romanis. Nah kebetulan, saya tinggalnya di Kanton Thurgau, Kota Steckborn, di mana di wilayah ini mereka menggunakan Bahasa Jerman dalam kesehariannya. Ya udah, mau enggak mau, berbekal pengalaman yang 0 besar enggak ngerti bahasa Jerman, saya harus belajar. Biar nantinya saya mendapatkan pekerjaan yang layak di sini, dan bisa dengan mudah berkomunikasi dengan teman-teman, kolega dan keluarga di sini.


Awal Belajar Bahasa Jerman

Sebelum mengenal Migros Klubschule, saya belajar Bahasa Jerman hanya melalui Aplikasi yang saya temukan di Internet (via laptop) dan via Google Playstore (via Android), bernama Duolingo. Di situ, saya benar-benar bisa belajar banget dari nol, apa saja dasar-dasar yang penting untuk diketahui dalam mengenal bahasa Jerman. Saya saranin banget buat teman-teman yang pengen belajar bahasa asing, in case Jerman, buat coba download dan coba aplikasi ini. Di Duolingo saya juga belajar kata-kata dan kosakata baru. Sebagai informasi, bahasa Jerman itu beda banget sama bahasa Inggris apalagi bahasa Indonesia yang simple. Selain mengenal tenses waktu (past, present, future), aneka ragam benda (noun) dalam Bahasa Jerman juga memiliki “jenis kelamin” yakni Der untuk kategori maskulin, Die untuk kategori Feminin, dan Das untuk Kategori Netral, serta satu lagi Die untuk plural.

Lalu cara mengetahui itu benda termasuk maskulin, feminin, netral dan plural bagaimana? Ya belajar, ya dihafal, enggak ada standar baku untuk mengetahui benda itu berjenis kelamin apa. Misalnya saja Susu, dalam bahasa Jerman untuk nominative adalah Der Milch, lalu Minyak, Bahasa Jerman merupakan kategori netral Das Öl, dan Bunga termasuk kategori feminin Die Blume. Selain masalah “jenis kelamin” itu, masih ada lagi aturan baku tentang Nominative, Akkusative, Dative dan Genetive. Tapi tenang aja, itu semua enggak akan saya bahas di sini, karena teman-teman bisa dapatkan di tempat kursus atau belajar otodidak di internet.

Sekitar bulan November 2017 lalu, saya semakin terpacu untuk belajar bahasa Jerman saat imigrasi Jerman memanggil saya untuk interview. Mereka mengatakan, basis saya yang pernah bekerja sebagai jurnalis serta lulusan perguruan tinggi akan membuka kesempatan saya untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik di sini, asalkan hal itu ditunjang dengan kemampuan berbahasa saya. Mereka awalnya menyarankan saya untuk mencari tempat kursus Bahasa Jerman dengan membawa Ijazah dari Kampus saya, berharap mereka setidaknya (mungkin) mau membiayai kursus saya. Akhirnya, dengan ditemani ayah mertua saya, kami berangkat menuju RAV (Regional Arbeitsvermitlungenzentrum) tempat yang disarankan oleh imigrasi. Mereka mengatakan, biasanya RAV mau membiayai kalau memang saya termotivasi untuk belajar.

Tapi apa daya, saat itu usaha saya sia-sia. RAV menolak untuk membiayai saya, karena saya termasuk golongan “Auslander” alias pendatang, yang datang ke Swiss karena pernikahan, dan bukan berasal dari kawasan Uni Eropa. Hal tersebut membuat saya tidak memiliki alasan kuat untuk mendapatkan pendidikan gratis yang dibiayai oleh RAV. Namun, mereka mengeluarkan persyaratan lain. Saya bisa mendapatkan biaya dari RAV jika saya telah lulus kursus dengan level (Niveau) minimal A2 dengan bukti berupa ijazah (Bescheinigung) yang saya dapatkan dari tempat kursus. Alhasil, mau tidak mau, saya harus kursus dengan biaya sendiri.


Alasan Memilih Migros Klubschule Frauenfeld

Sepulangnya dari RAV, saya berdiskusi dengan suami saya untuk mulai mencari-cari tempat kursus bahasa Jerman yang murah, tapi saya bisa belajar intensif dengan ditunjang buku-buku dan belajar dari internet. Awalnya kami mendengar ada orang yang membuka kursus Bahasa Jerman di Steckborn dengan biaya yang cukup murah sekitar 600 CHF (1 CHF sekitar Rp 14.500) per Niveau. Lalu kami mendatangi tempat kursus tersebut. Di sana saya menjalani proses interview untuk ditentukan di Niveau mana saya bisa belajar, karena suami saya mengatakan sebelumnya melalui surat kepada si pengajar, kalau saya juga telah belajar otodidak di internet.

Usai proses interview berlangsung, saya berharap banget saya bisa berharap bisa diterima di tempat kursus itu, karena saya mengincar biaya yang lumayan murah. Namun sayang, si pengajar justru menganjurkan saya untuk intensif belajar di Klubschule, karena dia melihat saya masih muda dan dapat belajar lebih cepat. “Saya takut kalau dia justru akan melambat jika belajar di sini. Dia masih muda. Kalau belajar intensif, saya yakin, tiga bulan saja dia sudah lancar Bahasa Jerman,” begitu kira-kira yang saya tangkap dari omongan si pengajar tersebut.

Akhirnya, Migros Klubschule jadi pilihan terakhir kami. Awalnya saya tidak tahu berapa budget yang harus kami keluarkan untuk sekolah di Migros Klubschule. Suami saya pun merahasiakannya. Bagi dia, yang terpenting adalah saya tidak merasa bosan di rumah, dan saya bisa cepat berintegrasi dengan lingkungan tempat tinggal di sini, memperoleh pekerjaan, dan teman-teman baru di Swiss. Suami saya pun mendaftarkan saya di Migros Klubschule Frauenfeld, karena tempat kursus ini yang jaraknya paling dekat dari rumah dan bisa ditempuh dengan Bis selama 30 menit.

Lokasi Migros Klubschule di Frauenfeld/ sumber:



Proses Belajar di Migros Klubschule Frauenfeld

Pada tanggal 8 Januari 2017, saya pertama kali memulai pendidikan di Migros Klubschule Frauenfeld. Saat itu saya sudah terlambat seminggu masuk dibandingkan teman-teman yang lain. Saya memasuki kelas Niveau A1.1 untuk uji coba gratis. Jika tidak cocok, saya bisa membatalkan untuk mengikuti kursus di sini. Pertama masuk saya diminta untuk memperkenalkan diri dalam Bahasa Jerman di hadapan teman-teman sekelas. Ini yang bikin saya ketawa, karena awalnya saya takut akan jadi orang yang paling bodoh di kelas.

“Halo Zusammen, Ich heisse Destrianita Kusumastuti. Meine spitzname ist Tita. Ich bin achtundzwanzig (28) jahre alt. Ich komme aus Indonesien. Ich bin seit 4 monaten in der Schweiz. Ich bin verheiratet. Ich lebe in Steckborn. Meine Hobbys sind schreiben, kochen und music horen. Ich spreche Indonesisch, Englisch und jetzt lerne ich Deutsch. Ich war Jurnalistin von beruf,” itu yang saya ucapkan pada saat vorsteilungen atau perkenalan saat itu.

Tak disangka mereka malah melongoh, karena mereka mengira saya sudah cukup lancar berbahasa Jerman. Hahahaa padahal 0 besar. Tapi pada saat proses pembelajaran berlangsung, saya cukup kaget juga karena ada dari kami yang justru menulis pun tidak bisa (merupakan imigran dari Erethrea), membaca pun masih kesusahan, dan sulit sekali memahami penggunaan sein seperti bin, bist, ist, seid, sind, dan sebagainya.

Proses belajar berlangsung selama 3,5 jam dari pukul 08.30 sampai 12.00. Saat pelajaran usai, saya masih ingat saat itu guru saya, Doreen, menghampiri saya dan bertanya apakah saya baik-baik saja di kelas tersebut, karena dia melihat saya paling aktif di kelas, atau mungkin saya pindah ke kelas lainnya. Saya mengatakan, saya cocok di kelas tersebut. Akhirnya ia meminta saya untuk menandatangani persetujuan untuk mengikuti Migros Klubschule, dan saya mendapatkan buku Schritte Plus 1 untuk Niveau A1.1.

Alangkah kagetnya saya ketika sampai di rumah, suami saya sedang membuka internet dan menerima email dari Migros Klubschule untuk permintaan pembayaran atas kursus saya. Angka 1.525,60 CHF untuk Niveau A1.1!! Oh My God, buat saya ini mahal banget banget kalau dibandingin sama kurs Rupiah. Buat saya Rp 22 juta lebih untuk biaya kursus selama 1 bulan 3 minggu. Belum lagi dia bilang katanya paling tidak saya harus kursus sampai A2.2, yang berarti suami saya harus mengeluarkan biaya total hampir Rp 100 juta (ongkos naik bis, ongkos jajan, biaya kursus saya). Dan ya, saya benar-benar menjalani kursus itu sampai sekarang saya benar-benar lulus Niveau A2.2.

Sudah banyak sekali biaya yang suami saya keluarkan untuk biaya saya di sini, yang semakin membuat saya kadang kalau sendiri merasa guilty. Rasanya pengen banget cepet bisa kerja, apapun itu agar bisa membalas budi baiknya.



Lingkungan dan Teman-teman di Migros Klubschule Frauenfeld

Masuk di tempat kursus Bahasa Jerman buat saya seperti memasuki tempat di mana saya menemukan teman senasib yang sama-sama belajar dari nol Bahasa Jerman. Di sana saya bertemu dengan banyak sekali teman-teman dari berbagai lintas negara dan usia. Dari mereka pun ada yang sampai sekarang menjadi teman baik saya. Seperti misalnya Rajmonda Gapi dari Kosovo, Ivonna Pankowska dari Polandia, Rajmonda Ndrekaj dari Albania, Nicholas dari Brazil, Genevieve dari Afrika Selatan, Francesco dari Italia, Mariana dan Bruno dari Portugal, dan masih banyak lagi.

Teman-teman di Migros Klubschule/Destrianita doc.pribadi


Di sepanjang mengikuti kursus dari Niveau A1.1, A1.2, A2.1, dan A2.2, saya mendapatkan guru yang berbeda-beda. Tapi buat saya yang paling membekas metode pengajarannya ada 3 guru, yakni Reto Drager, Hrvoje Zerjavic dan Lidya Conzett, yang mengajar saya di Niveau A1.1 dan Niveau A1.2. Untuk guru di Niveau A2.1 dan A2.2, Beatriz Perez Lopez, jujur saya kurang sreg, karena dia sering marah-marah sendiri di kelas, dan mengharuskan kami setiap harinya mengerjakan PR. Bukannya saya punya masalah dengan PR, namun dengan watak strengnya itu, membuat kami mengerjakan PR hanya karena rasa takut, dan bukan karena kami enjoy dengan apa yang ia ajarkan.

Nah, buat teman-teman yang mungkin tertarik untuk belajar Bahasa Jerman di Migros Klubschule, di Swiss banyak banget cabangnya. Kalau pengen belajar gratis, coba-coba saja mendaftar Au Pair Mädchen di Swiss. Di sini saya banyak mendengar kalau banyak remaja perempuan yang tinggal bersama keluarga di Swiss yang bertugas untuk membantu si orang tua dalam mengasuh anak kecilnya (berperan sebagai baby sitter), tapi sebagai imbalannya, ia disekolahkan gratis di Migros Klubschule.

Akhir kata, saya pengen bilang, memang bahasa Indonesia itu penting, karena itu merupakan bahasa nasional kita. Namun penting juga bila kita bisa menguasai bahasa asing. Karena di tengah kemajuan global mau tak mau kalau tidak ingin kalah bersaing dengan bahasa asing, kalau otak udah pinter, harus dibarengi juga dengan kemampuan bahasa asing. Jangan merasa kalau orang mendalami bahasa asing dibilang ‘sok’. Open your mind, buka wawasan agar kita tidak tertinggal dengan bangsa lain, baik dalam hal budaya, akademis dan teknologi.

*buat yang pengen tahu di mana saja lokasi Migros Klubschule, bisa search di internet yaa. Khusus Migros Klubschule Frauenfeld, kalian bisa datang ke alamat:
Klubschule Migros Frauenfeld
Bahnhofplatz 70-72
8500 Frauenfeld

Kalau mau sharing atau tanya-tanya tentang tata cara kursus bahasa asing khususnya Bahasa Jerman di Swiss, bisa langsung komen, atau kirim email ke destrianita.kusumastuti@gmail.com

Info lebih lanjut tentang Migros Klubschule Frauenfeld bisa buka langsung laman ini ya:



Seputar Kawin Campur - Mohon Untuk Tidak Mengirim Email

  Pesan ini benar-benar ingin sekali saya sampaikan kepada para pembaca blog, terutama untuk yang sedang dalam proses mengurus dokumen perni...